Ustad Yusuf lahir dari keluarga Betawi yang berkecukupan. Ustad Yusuf
adalah buah cinta dari pernikahan Abdurrahman Mimbar dan Humrif’ah.
Ustad Yusuf sangat dimanja oleh orangtuanya. Tak ada permintaannya yang
tak dikabulkan oleh orangtuanya. Kala muda Ustad Yusuf gemar balapan
motor. Ia lebih suka balapan dari pada kuliah.
Ustad Yusuf yang
kuliah di jurusan Informatika berhenti di tengah jalan. “Saya ini DO
(droop Out),” cerita Ustad Yusuf. Pada tahun 1996 Yusuf terjun dibisnis
Informatika. Sayang bisnisnya ini tak mendatangkan untung. Bahkan malah
menyebabkan dirinya terlilit utang yang jumlahnya miliaran.
Gara-gara terlilit utang juga Ustad Yusuf harus merasakan dinginnya
hotel prodeo selama 2 bulan. Lepas bebas Yusuf kembali mencoba berbisnis
kembali, tapi kembali gagal dan terlilit utang kembali.
Cara
hidup yang keliru membawa Ustad Yusuf kembali masuk bui pada 1998. “Saat
itu saya lupa dan jauh dari Allah. Dampak dari itu luar biasa,” ucap
Ustad Yusuf.
Di penjara yang kedua Yusuf mendekam di bui selama
14 hari. Hari-hari Yusuf terasa berat di dalam penjara. Satu hari di
dalam penjara, Ustad Yusuf merasakan rasa lapar yang amat sangat. Maklum
seharian belum makan, jatah makanan tidak ada.
Di dekat tempat
duduknya, Ustad Yusuf melihat sepotong roti. Ketika roti akan masuk ke
mulutnya, ia melihat segerombolan semut yang tengah mencari makan.
“Entah apa yang saya pikirkan saat itu. Yang pasti, saya membagi roti
itu menjadi dua bagian, untuk semut-semut dan untuk saya sendiri sambil
berharap mereka akan mendoakan saya agar segera mendapatkan makanan.
Ajaib! Lima menit setelah itu saya dapat nasi bungkus Padang,” tutur
Ustad Yusuf.
Petunjuk itu yang membuat hidup Ustad Yusuf
berubah. “Saya yang narapidana bisa mendapatkan manfaat dari berbagi
roti dengan semut, apalagi yang sedang bebas di luar,” tandas pria yang
menghabiskan masa kecilnya di madrasah ini. Hal ini yang menginspirasi
Ustad Yusuf untuk menyampaikan materi sedekah di setiap tausiah.
Pengalaman di penjara juga yang menginspirasi Ustad Yusuf untuk menulis
buku Wisata Hati Mencari Tuhan Yang Hilang. Buku itu terinspirasi kala
Ustad Yusuf sangat rindu dengan orangtuanya.
“Secara fisik,
tembok penjara memang memisahkan saya dan orangtua. Tapi hati kami tidak
terpisahkan. Akhirnya saya memejamkan mata dan mengosongkan pikiran.
Saya bawa hati saya untuk bertemu dengan ibu dan saudara-saudara saya.
Ajaib itu mampu mengobati rindu saya pada orangtua,” kenang ustad Yusuf.
Ustad Yusuf bahagia sekali kala kerabatnya menjemput dirinya dipenjara.
Tapi baru keluar dari penjara, ia kembali berutang. Pasalnya mobil yang
digunakan untuk menjemput Ustad Yusuf belum dibayar alias hutang.
Lepas penjara Ustad Yusuf mencoba meminta uang pada orangtuanya sebesar
20 juta untuk modal usaha. Tapi kala itu orangtuanya tidak ada, yang
ada hanya kerabatnya. Oleh kerabatnya, Ustad Yusuf diberi uang sebesar
20 ribu: 3 ribu untuk ongkos, 3 ribu untuk makan, dan sisanya dibuat
modal untuk jual es plastik.
Ustad Yusuf pernah jualan es di
terminal Kali Deres. Hari pertama jualan, esnya hanya terjual 5 buah.
Ustad Yusuf bingung dengan masa depannya. Ustad Yusuf terinspirasi kala
mengaji dengan gurunya. Gurunya mengajar Ustad Yusuf untuk sedekah.
Esoknya 5 butir esnya ia sedekah ‘kan pada anak-anak. “Usai sedekah, es
saya tak kunjung laku. Saya jalan keliling terminal, tapi tidak ada
yang beli. Lantas saya letakkan termos es di dekat masjid, sedang saya
sholat dan berdoa. Ajaib, begitu selesai sholat es saya habis,” Ustad
Yusuf kembali menceritakan betapa besarnya kekuatan sedekah.
Bisnis es Yusuf berkembang, tak lagi berjualan pake termos, tapi pakai
gerobak. Ia juga mulai punya anak buah. Kabar Ustad Yusuf berjualan es
sampai di telinga orangtuanya yang lantas mengutus pembantunya untuk
mencari kebenarannya. Hasil utusan orangtua Ustad Yusuf tak bertemu.
Ustad Yusuf tak lagi berjualan di Kali Deres lagi.
“Utusan ibu
saya bilang, pada ibu saya kalau saya tidak mungkin jualan es karena
sebelumnya saya sudah terbiasa hidup enak,” katanya. Hidup Ustad Yusuf
mulai berubah kala ia berkenalan dengan polisi.
Polisi itu
memperkenalkan ia dengan LSM. “Saat itu gaji saya cuma 50 ribu sebulan.
Tapi senangnya saya kembali akrab dengan dunia komputer,” ucapnya.
Selama kerja di LSM, Ustad Yusuf membuat buku Wisata Hati Mencari Tuhan
Yang Hilang. Tak dinyana, buku itu mendapat sambutan yang luar biasa.
Ustad Yusuf sering diundang untuk bedah buku tersebut.
“Cara
saya membedah buku saya dengan bertutur. Ternyata cara ini banyak
disukai orang. Dari sini saya sering diundang ceramah,” tutur Ustad
Yusuf mengisahkan, pengalamannya meski tak sempat menuntaskan kuliah,
Ustad Yusuf bersama dua temannya mendirikan perguruan tinggi Sekolah
Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika.
Lewat materi
sedekah, Ustad Yusuf pada pekan lalu berhasil mengumpulkan uang lebih
dari 60 juta saat mengadakan tausiah di Bali. “Kalau saya tidak bisa
sedekah sebesar itu. Yang saya bisa menggerakkan orang untuk
bersedekah,” ucap Ustad Yusuf merendah.
Ustad Yusuf
menjelaskan, banyak manfaat dari mengajak orang untuk bersedekah.
Apalagi ditambah dengan ajakan lain semisal Dhuha, Tahajud, dan amal
shaleh lainnya,
Bahkan untuk mengejar hutangnya yang segunung
alias milyaran dengan penghasilan yang ngepas itulah Ustadz Yusuf Mansur
mulai mengajar diterminal kali deres, mengajarkan sedekah, dengan
mengajak orang mempraktekan sedekah maka pahalanya sama dengan jumlah
nilai sedekah yang dikumpulkan, nilai pahala yang terkumpul akhirnya
dengan izin Allah SWT hutangnya terlunasi dan penghidupannya yang
menanjak.
Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang
mengajak ke arah kebaikan, maka ia memperoleh pahala sebagaimana
pahala-pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedikitpun
dan dari pahala-pahala mereka yang mencontohnya itu, sedang barangsiapa
yang mengajak kearah keburukan, maka ia memperoleh dosa sebagaimana
dosa-dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedikitpun dari
dosa-dosa mereka yang mencontohnya itu." (HR Muslim)
Karier
Ustad Yusuf makin mengkilap setelah bertemu denganYusuf Ibrahim,
Produser dari label PT Virgo Ramayana Record. Kerja samanya dengan Yusuf
Ibrahim, Ustad Yusuf menelurkan kaset Tausiah Kun Faya Kun, The Power
of Giving dan Keluarga Sakinah yang baru saja di lepas ke pasar.
Lewat tausiah, Ustad Yusuf berharap, bisa menutup semua dosa yang
pernah ia perbuat. “Dosa saya ini banyak sekali, terutama pada orangtua
saya. Saya ini pernah menjual tanahnya tanpa sepengetahuan beliau.
Dengan tausiah saya berharap dosa saya makin lama makin hilang. Inilah
yang bisa saya lakukan untuk Allah,” ucap Ustad Yusuf.
Ternyata
petunjuk Allah bisa datang dari mana saja dengan cara yang sama sekali
tidak kita sadari. Seperti yang dialami Ustad Yusuf yang disadarkan oleh
Allah melalui semut. Namun tidak semua orang mau mengambil hikmah dan
pelajaran yang sedemikian banyak. Dan tidak semua mereka mau menjadikan
Quran dan Sunnah sebagai pedoman kehidupannya.
Wallahu’alam bishshawab, ..
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...
~ o ~
Semoga bermanfaat dan Penuh Kebarokahan dari Allah ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....
Ustad Yusuf lahir dari keluarga Betawi yang berkecukupan. Ustad Yusuf adalah buah cinta dari pernikahan Abdurrahman Mimbar dan Humrif’ah.
Ustad Yusuf sangat dimanja oleh orangtuanya. Tak ada permintaannya yang tak dikabulkan oleh orangtuanya. Kala muda Ustad Yusuf gemar balapan motor. Ia lebih suka balapan dari pada kuliah.
Ustad Yusuf yang kuliah di jurusan Informatika berhenti di tengah jalan. “Saya ini DO (droop Out),” cerita Ustad Yusuf. Pada tahun 1996 Yusuf terjun dibisnis Informatika. Sayang bisnisnya ini tak mendatangkan untung. Bahkan malah menyebabkan dirinya terlilit utang yang jumlahnya miliaran.
Gara-gara terlilit utang juga Ustad Yusuf harus merasakan dinginnya hotel prodeo selama 2 bulan. Lepas bebas Yusuf kembali mencoba berbisnis kembali, tapi kembali gagal dan terlilit utang kembali.
Cara hidup yang keliru membawa Ustad Yusuf kembali masuk bui pada 1998. “Saat itu saya lupa dan jauh dari Allah. Dampak dari itu luar biasa,” ucap Ustad Yusuf.
Di penjara yang kedua Yusuf mendekam di bui selama 14 hari. Hari-hari Yusuf terasa berat di dalam penjara. Satu hari di dalam penjara, Ustad Yusuf merasakan rasa lapar yang amat sangat. Maklum seharian belum makan, jatah makanan tidak ada.
Di dekat tempat duduknya, Ustad Yusuf melihat sepotong roti. Ketika roti akan masuk ke mulutnya, ia melihat segerombolan semut yang tengah mencari makan.
“Entah apa yang saya pikirkan saat itu. Yang pasti, saya membagi roti itu menjadi dua bagian, untuk semut-semut dan untuk saya sendiri sambil berharap mereka akan mendoakan saya agar segera mendapatkan makanan. Ajaib! Lima menit setelah itu saya dapat nasi bungkus Padang,” tutur Ustad Yusuf.
Petunjuk itu yang membuat hidup Ustad Yusuf berubah. “Saya yang narapidana bisa mendapatkan manfaat dari berbagi roti dengan semut, apalagi yang sedang bebas di luar,” tandas pria yang menghabiskan masa kecilnya di madrasah ini. Hal ini yang menginspirasi Ustad Yusuf untuk menyampaikan materi sedekah di setiap tausiah.
Pengalaman di penjara juga yang menginspirasi Ustad Yusuf untuk menulis buku Wisata Hati Mencari Tuhan Yang Hilang. Buku itu terinspirasi kala Ustad Yusuf sangat rindu dengan orangtuanya.
“Secara fisik, tembok penjara memang memisahkan saya dan orangtua. Tapi hati kami tidak terpisahkan. Akhirnya saya memejamkan mata dan mengosongkan pikiran. Saya bawa hati saya untuk bertemu dengan ibu dan saudara-saudara saya. Ajaib itu mampu mengobati rindu saya pada orangtua,” kenang ustad Yusuf.
Ustad Yusuf bahagia sekali kala kerabatnya menjemput dirinya dipenjara. Tapi baru keluar dari penjara, ia kembali berutang. Pasalnya mobil yang digunakan untuk menjemput Ustad Yusuf belum dibayar alias hutang.
Lepas penjara Ustad Yusuf mencoba meminta uang pada orangtuanya sebesar 20 juta untuk modal usaha. Tapi kala itu orangtuanya tidak ada, yang ada hanya kerabatnya. Oleh kerabatnya, Ustad Yusuf diberi uang sebesar 20 ribu: 3 ribu untuk ongkos, 3 ribu untuk makan, dan sisanya dibuat modal untuk jual es plastik.
Ustad Yusuf pernah jualan es di terminal Kali Deres. Hari pertama jualan, esnya hanya terjual 5 buah. Ustad Yusuf bingung dengan masa depannya. Ustad Yusuf terinspirasi kala mengaji dengan gurunya. Gurunya mengajar Ustad Yusuf untuk sedekah.
Esoknya 5 butir esnya ia sedekah ‘kan pada anak-anak. “Usai sedekah, es saya tak kunjung laku. Saya jalan keliling terminal, tapi tidak ada yang beli. Lantas saya letakkan termos es di dekat masjid, sedang saya sholat dan berdoa. Ajaib, begitu selesai sholat es saya habis,” Ustad Yusuf kembali menceritakan betapa besarnya kekuatan sedekah.
Bisnis es Yusuf berkembang, tak lagi berjualan pake termos, tapi pakai gerobak. Ia juga mulai punya anak buah. Kabar Ustad Yusuf berjualan es sampai di telinga orangtuanya yang lantas mengutus pembantunya untuk mencari kebenarannya. Hasil utusan orangtua Ustad Yusuf tak bertemu. Ustad Yusuf tak lagi berjualan di Kali Deres lagi.
“Utusan ibu saya bilang, pada ibu saya kalau saya tidak mungkin jualan es karena sebelumnya saya sudah terbiasa hidup enak,” katanya. Hidup Ustad Yusuf mulai berubah kala ia berkenalan dengan polisi.
Polisi itu memperkenalkan ia dengan LSM. “Saat itu gaji saya cuma 50 ribu sebulan. Tapi senangnya saya kembali akrab dengan dunia komputer,” ucapnya. Selama kerja di LSM, Ustad Yusuf membuat buku Wisata Hati Mencari Tuhan Yang Hilang. Tak dinyana, buku itu mendapat sambutan yang luar biasa. Ustad Yusuf sering diundang untuk bedah buku tersebut.
“Cara saya membedah buku saya dengan bertutur. Ternyata cara ini banyak disukai orang. Dari sini saya sering diundang ceramah,” tutur Ustad Yusuf mengisahkan, pengalamannya meski tak sempat menuntaskan kuliah, Ustad Yusuf bersama dua temannya mendirikan perguruan tinggi Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika.
Lewat materi sedekah, Ustad Yusuf pada pekan lalu berhasil mengumpulkan uang lebih dari 60 juta saat mengadakan tausiah di Bali. “Kalau saya tidak bisa sedekah sebesar itu. Yang saya bisa menggerakkan orang untuk bersedekah,” ucap Ustad Yusuf merendah.
Ustad Yusuf menjelaskan, banyak manfaat dari mengajak orang untuk bersedekah. Apalagi ditambah dengan ajakan lain semisal Dhuha, Tahajud, dan amal shaleh lainnya,
Bahkan untuk mengejar hutangnya yang segunung alias milyaran dengan penghasilan yang ngepas itulah Ustadz Yusuf Mansur mulai mengajar diterminal kali deres, mengajarkan sedekah, dengan mengajak orang mempraktekan sedekah maka pahalanya sama dengan jumlah nilai sedekah yang dikumpulkan, nilai pahala yang terkumpul akhirnya dengan izin Allah SWT hutangnya terlunasi dan penghidupannya yang menanjak.
Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang mengajak ke arah kebaikan, maka ia memperoleh pahala sebagaimana pahala-pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedikitpun dan dari pahala-pahala mereka yang mencontohnya itu, sedang barangsiapa yang mengajak kearah keburukan, maka ia memperoleh dosa sebagaimana dosa-dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka yang mencontohnya itu." (HR Muslim)
Karier Ustad Yusuf makin mengkilap setelah bertemu denganYusuf Ibrahim, Produser dari label PT Virgo Ramayana Record. Kerja samanya dengan Yusuf Ibrahim, Ustad Yusuf menelurkan kaset Tausiah Kun Faya Kun, The Power of Giving dan Keluarga Sakinah yang baru saja di lepas ke pasar.
Lewat tausiah, Ustad Yusuf berharap, bisa menutup semua dosa yang pernah ia perbuat. “Dosa saya ini banyak sekali, terutama pada orangtua saya. Saya ini pernah menjual tanahnya tanpa sepengetahuan beliau. Dengan tausiah saya berharap dosa saya makin lama makin hilang. Inilah yang bisa saya lakukan untuk Allah,” ucap Ustad Yusuf.
Ternyata petunjuk Allah bisa datang dari mana saja dengan cara yang sama sekali tidak kita sadari. Seperti yang dialami Ustad Yusuf yang disadarkan oleh Allah melalui semut. Namun tidak semua orang mau mengambil hikmah dan pelajaran yang sedemikian banyak. Dan tidak semua mereka mau menjadikan Quran dan Sunnah sebagai pedoman kehidupannya.
Wallahu’alam bishshawab, ..
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...
~ o ~
Semoga bermanfaat dan Penuh Kebarokahan dari Allah ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....